laskar sambernyawa adalah julukan untuk persis solo yang militan untuk team kebanggaanmnya,
Julukan Laskar Sambernyawa mencerminkan nilai keberanian, semangat juang tanpa mengenal takut, serta pengorbanan total demi kehormatan. Untuk memahami makna mendalamnya, kita perlu menelusuri kisah Pangeran Sambernyawa, tokoh pejuang dari Surakarta yang namanya kini diabadikan dalam identitas klub.

Baca juga : Nadiem makarim tersangka korupsi 9 triliun
Baca juga : 6 Tips trik cara manaklukan puncak jaya
Baca juga : les privat Dibalik sisi baik bagi anak anda
Baca juga : Rekam jejak gaya hidup erika carlina
Baca juga : Kesehatan mental Reformasi Demokrasi indonesia
Dalam jagat sepak bola Indonesia, setiap klub memiliki identitas unik yang melekat erat pada sejarah, budaya, dan masyarakat pendukungnya. Persatuan Sepakbola Indonesia Surakarta atau lebih dikenal dengan Persis Solo, adalah salah satu klub legendaris yang kaya akan warisan budaya. Julukan mereka, “Laskar Sambernyawa”, bukan sekadar sebutan, melainkan representasi filosofis yang lahir dari akar sejarah panjang Surakarta. Nama ini mengikat masa lalu, masa kini, dan harapan masa depan klub serta masyarakatnya.
Sejarah Pangeran Sambernyawa (Raden Mas Said)
Awal Kehidupan
Raden Mas Said lahir pada tahun 1725 di Kartasura, sebuah wilayah penting dalam sejarah Mataram. Ia adalah putra dari Pangeran Mangkunegara, cucu dari Sunan Amangkurat IV. Sejak kecil, ia sudah menyaksikan konflik politik, perang saudara, dan campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan Jawa.
Perjuangan Melawan Penjajah
Ketika dewasa, Raden Mas Said menentang dominasi Belanda di tanah Jawa. Bersama pasukannya, ia memimpin perlawanan gerilya selama 32 tahun (1741–1777). Strateginya yang cerdik, keberanian dalam pertempuran, serta kepiawaiannya memimpin membuat Belanda kewalahan.
Belanda sendiri menjulukinya sebagai “De Prins van Samber Nyoewo” (Pangeran Sambernyawa) karena setiap kali ia dan laskarnya berperang, banyak nyawa yang melayang, baik dari musuh maupun pasukannya. Julukan itu akhirnya diterima dan melekat hingga kini.
Warisan dan Kesultanan Mangkunegaran
Pada 1757, ia mendirikan Kadipaten Mangkunegaran sebagai wilayah otonom yang diakui Belanda. Meski akhirnya berdamai, perjuangannya meninggalkan warisan besar: keberanian, kesetiaan pada rakyat, dan semangat pantang menyerah. Inilah nilai-nilai yang kemudian dihidupkan kembali dalam julukan Persis Solo.
3. Makna Filosofis “Sambernyawa”
Nama “Sambernyawa” mengandung filosofi mendalam yang relevan bukan hanya dalam konteks sejarah, tetapi juga dalam sepak bola modern:
- Keberanian Total
Sama seperti Raden Mas Said yang tidak gentar menghadapi penjajah, Persis Solo diharapkan selalu tampil berani menghadapi lawan, meski lebih kuat sekalipun. - Pengorbanan Demi Kehormatan
Perjuangan Pangeran Sambernyawa bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan kehormatan rakyat Jawa. Filosofi ini tercermin pada pemain Persis yang bertanding bukan hanya untuk klub, tetapi juga untuk harga diri Solo. - Pantang Menyerah
Perlawanan selama tiga dekade menunjukkan sikap tidak pernah menyerah. Dalam sepak bola, ini berarti berjuang sampai peluit terakhir. - Kesatuan & Identitas Lokal
Sambernyawa menjadi simbol kebanggaan Surakarta. Dengan mengadopsinya, Persis menegaskan diri sebagai representasi identitas budaya kota.
4. Adopsi Julukan oleh Persis Solo
Julukan “Laskar Sambernyawa” mulai digunakan secara populer sejak awal 2000-an, ketika Persis tengah mencari simbol baru yang kuat untuk membangkitkan kebanggaan masyarakat. Julukan ini cepat diterima karena menghubungkan sepak bola dengan sejarah lokal Surakarta.

http://www.bethluthchurch.org
- Laskar merujuk pada pasukan atau prajurit.
- Sambernyawa adalah simbol keberanian dan pengorbanan.
Dengan kombinasi itu, Persis Solo digambarkan sebagai pasukan tangguh yang siap bertarung di medan laga.
5. Identitas Klub & Branding

Logo dan Visual
Warna merah dominan Persis melambangkan semangat juang, keberanian, dan api perjuangan. Julukan Sambernyawa memperkuat aura ini, menjadikan klub bukan sekadar tim sepak bola, melainkan simbol perlawanan.
Merchandise
Kaos, syal, dan jersey Persis sering menampilkan kata “Sambernyawa”. Hal ini bukan sekadar branding komersial, tetapi sarana menyatukan identitas antara klub, pemain, dan suporter.
Media Sosial dan Promosi
Akun resmi Persis kerap menyebut tim dengan istilah “Laskar Sambernyawa” dalam unggahan, memperkuat citra tersebut di kancah nasional.
Suporter & Budaya Tribun
Pasoepati
Kelompok suporter utama Persis, Pasoepati, sangat menghidupkan spirit “Sambernyawa”. Mereka dikenal loyal, kreatif, dan penuh semangat. Chant-chant mereka sering menyebut “Sambernyawa” untuk membakar motivasi pemain.
Ultras 1923 & Surakartans
Selain Pasoepati, kelompok lain seperti Ultras 1923 juga mengusung gaya dukungan bergaya Eropa. Semua kelompok ini menjadikan “Sambernyawa” sebagai simbol persatuan.
Budaya Pertandingan
Setiap kali Persis bertanding di Stadion Manahan, suasana merah membara di tribun menggambarkan pasukan Sambernyawa yang siap berjuang bersama klub.
7. Korelasi Sejarah dengan Prestasi Klub
Julukan “Sambernyawa” bukan hanya simbol, tetapi juga selaras dengan perjalanan sejarah Persis:
- Era Keemasan (1935–1943): Persis menjadi juara Perserikatan 7 kali, menunjukkan mentalitas juang ala Sambernyawa.
- Era Kemerosotan: Klub sempat terpuruk, turun kasta, dan tersisih dari panggung besar. Namun, seperti Sambernyawa yang tak pernah menyerah, klub selalu bangkit.
- Era Modern (2022): Setelah puluhan tahun, Persis kembali ke Liga 1. Semangat Sambernyawa seolah hidup lagi di tubuh klub.
8. Laskar Sambernyawa di Era Modern
Manajemen Baru
Dengan hadirnya Kaesang Pangarep sebagai Presiden Klub sejak 2021, identitas Sambernyawa makin ditonjolkan dalam branding. Kaesang menggunakan filosofi ini untuk mengangkat citra Persis sebagai klub profesional beridentitas kuat.
Liga 1
Di Liga 1, nama “Laskar Sambernyawa” menjadi istilah populer yang dipakai media, komentator, bahkan lawan. Identitas ini menegaskan posisi Persis sebagai tim dengan karakter berbeda.
Panggung Nasional

Melalui branding Sambernyawa, Persis kini lebih dari sekadar klub lokal. Mereka menjadi duta budaya Surakarta di kancah nasional.
9. Fakta Unik & Kisah Legendaris
- Nama Diberikan Musuh
Julukan “Sambernyawa” awalnya diberikan oleh Belanda karena menganggap Raden Mas Said membawa kematian bagi lawannya. Ironisnya, nama itu kini menjadi simbol kebanggaan. - Diterima Suporter dengan Cepat
Pasoepati mengadopsi nama ini sebagai identitas tribun. Chant “Sambernyawa” kini jadi semacam doa perjuangan. - Menyatukan Sejarah & Sepak Bola
Tidak banyak klub di Indonesia yang julukannya begitu erat dengan sejarah lokal. Hal ini membuat Persis unik dibandingkan klub lain.