
Author: Elisha Luthfi
-

Melawan Suara Kritikus Dalam Diri Sendiri
Read More: Melawan Suara Kritikus Dalam Diri SendiriKita semua pasti pernah merasakan suara-suara kecil di dalam kepala yang seolah-olah menilai setiap langkah dan keputusan yang kita ambil. Suara itu biasanya hadir saat kita melakukan kesalahan, menghadapi kegagalan, atau bahkan saat mencoba hal baru yang belum pasti hasilnya. Meski kadang terasa seperti teman yang mengingatkan, suara kritikus internal ini sering kali lebih tajam…
-

Memilih Lingkaran Sosial yang Memberi Nilai Positif
Read More: Memilih Lingkaran Sosial yang Memberi Nilai PositifBayangkan kamu sedang duduk di sebuah kafe bersama beberapa teman lama. Perbincangan mengalir hangat, tawa terdengar riang, dan kamu merasa nyaman serta diterima apa adanya. Lingkaran sosial seperti ini bukan hanya soal teman sekedar bertukar cerita, tapi juga teman yang memberi nilai positif bagi hidupmu. Namun, tidak semua lingkaran sosial seperti ini. Lingkaran sosial yang…
-

Seni Memulai Tindakan Kecil Setiap Hari
Read More: Seni Memulai Tindakan Kecil Setiap HariPernahkah Anda merasa ingin mengubah hidup, tapi bingung harus mulai dari mana? Banyak orang merasa termotivasi secara instan untuk mencapai tujuan besar, tapi kemudian malah kehilangan semangat karena kebingungan menghadapi langkah awal. Padahal, kunci utama untuk meraih perubahan besar adalah memulai dari tindakan kecil setiap hari yang konsisten dan terarah. Tindakan kecil itu seperti batu…
-

Program Bantuan Komunitas Harapan untuk Kelompok Rentan Sosial
Read More: Program Bantuan Komunitas Harapan untuk Kelompok Rentan SosialDi tengah hiruk-pikuk kehidupan kota dan kesibukan sehari-hari, terkadang kita lupa bahwa ada kelompok rentan sosial yang hidup dalam keterbatasan dan kesepian. Mereka yang kehilangan pekerjaan, lansia yang tinggal sendiri, penyandang disabilitas, atau anak-anak dari keluarga pra-sejahtera, kerap terabaikan dalam sistem sosial yang semakin individualistik. Program bantuan komunitas hadir sebagai jembatan harapan yang menjangkau kelompok-kelompok…
-

Menyembuhkan Luka Kecil Merawat Emosi Kesehatan Mental
Read More: Menyembuhkan Luka Kecil Merawat Emosi Kesehatan MentalMenyembuhkan luka kecil mungkin terdengar sepele. Tapi justru luka yang kecil, karena tidak segera ditangani, sering mengendap paling dalam. Luka semacam ini datang dari kata-kata yang diabaikan, perhatian yang tidak diberi, atau harapan kecil yang dikecewakan. Tidak membekas di kulit, tapi menumpuk dalam jiwa. Dalam keseharian, kita membawa luka ini tanpa sadar. Kita tersinggung karena…
-

Puasa Media Sosial Demi Kesehatan Mental
Read More: Puasa Media Sosial Demi Kesehatan MentalPuasa media sosial bukan lagi sekadar tren, melainkan kebutuhan emosional dan mental di era yang terus terhubung. Kita hidup dalam arus notifikasi, perbandingan tanpa henti, dan ekspektasi yang dibentuk oleh sorotan orang lain. Tanpa disadari, detoks digital menjadi bentuk perlawanan sunyi terhadap dunia yang terlalu bising. Dalam keheningan yang tercipta dari puasa ini, kita mulai…
-

Melalui Mengingat Hari Kematian Makna Hidup
Read More: Melalui Mengingat Hari Kematian Makna HidupMengingat hari kematian bukanlah tentang menakut-nakuti atau membangkitkan kecemasan yang gelap. Justru sebaliknya, ia adalah cara untuk memperjelas hidup. Dalam diamnya, kesadaran akan ajal bisa menjadi lensa yang tajam—membantu kita memilah mana yang sungguh penting dan mana yang sekadar ilusi. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, kita sering terjebak dalam rutinitas tanpa arah. Tapi ketika…
-

Sukses Mengatasi Penolakan Dengan Kekuatan Batin
Read More: Sukses Mengatasi Penolakan Dengan Kekuatan BatinMengatasi penolakan bukanlah perkara mudah. Ia datang tiba-tiba, menyentuh ego, dan kadang menoreh luka yang sulit dijelaskan. Entah itu penolakan dalam relasi, pekerjaan, atau pencapaian yang gagal diraih, rasa sakitnya bisa menimbulkan keraguan terhadap nilai diri sendiri. Tapi justru di situlah kesempatan untuk membangun kekuatan batin. Penolakan sering dianggap sebagai akhir, padahal bisa menjadi awal…
-

Menemukan Relevansi Spiritual di Era Modern yang Sibuk
Read More: Menemukan Relevansi Spiritual di Era Modern yang SibukRelevansi spiritual mungkin terasa kabur di tengah dunia yang didorong oleh algoritma, kecepatan, dan kebutuhan untuk selalu terhubung. Namun justru dalam pusaran kehidupan modern yang penuh tekanan dan disrupsi, pencarian makna menjadi semakin penting. Banyak orang mulai menyadari bahwa di balik semua pencapaian luar, ada kekosongan dalam yang tidak bisa diisi dengan gadget, hiburan, atau…
-

Perbedaan Emosi Sesaat dan Inspirasi Spiritual yang Mendalam
Read More: Perbedaan Emosi Sesaat dan Inspirasi Spiritual yang MendalamSekilas, emosi sesaat dan inspirasi spiritual bisa terlihat mirip. Keduanya bisa membuat hati bergetar, mata berkaca-kaca, bahkan mengubah cara kita berpikir dalam sekejap. Tapi di balik kemiripan itu, ada jurang makna yang membedakan keduanya secara mendalam. Emosi sesaat sering lahir dari pemicu eksternal yang kuat—sebuah video yang menyentuh, kata-kata motivasi, atau pengalaman yang menggugah. Rasanya…
Search
Popular Posts
-
Makna Natal 2025 untuk Persatuan Umat Beragama Indonesia: Momen Emas Harmoni & Toleransi yang Menginspirasi
Kamu pernah nggak sih mikir, gimana rasanya merayakan Natal bareng temen-temen beda agama? Atau ngebayangin kalau Natal bisa jadi momen yang nyatuin kita semua sebagai bangsa Indonesia? Di tahun 2025 ini, Makna Natal 2025 untuk Persatuan Umat Beragama Indonesia bukan cuma jadi tema perayaan biasa—ini adalah gerakan nyata yang bisa kamu rasain langsung! Indeks Kerukunan…
-
Meditasi Komunitas Energi Tinggi 2025: Solusi Positif untuk Krisis Kesehatan Mental Gen Z Indonesia
Meditasi komunitas energi tinggi kini menjadi salah satu tren spiritual growth paling dicari Gen Z Indonesia di tahun 2025. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, lebih dari 50% masyarakat Indonesia kini lebih sering melakukan aktivitas fisik seperti yoga, dan meditasi menjadi bagian integral dari gaya hidup sehat generasi muda. Fenomena ini bukan sekadar tren sesaat. Survei Kesehatan…
-
Solusi Kuat Kesehatan Mental Gereja 2025
Tahukah kamu kalau prevalensi depresi tertinggi di Indonesia pada 2023 dialami oleh usia 15-24 tahun atau Gen Z, yakni sebesar 2%? Yang lebih mengkhawatirkan, hanya 10,4% dari kelompok anak muda ini yang mencari pengobatan. Di tengah krisis kesehatan mental yang melanda generasi muda, kesehatan mental gereja 2025 dan faith community mental health muncul sebagai solusi…



