Sepak bola Kolombia memiliki sejumlah klub besar yang menjadi identitas nasional, tetapi hanya segelintir yang mampu bertahan sebagai simbol abadi bagi masyarakatnya. Salah satunya adalah Millonarios Fútbol Club yang berbasis di Bogotá. Klub ini tidak hanya dikenal karena prestasinya di dalam negeri, tetapi juga karena peranannya dalam sejarah sepak bola Amerika Latin, khususnya pada era 1950-an yang disebut El Dorado.

Baca juga : Atlético Nacional Raksasa Hijau Medellín
Baca juga : Gaya Hidup Dian Sastrowardoyo Karier Keluarga
Baca juga : Club Atlético Independiente Rey de Copas Argentina
Baca juga : wisata Patagonia Keajaiban Alam
Baca juga : Biografi Profesional Emil Elestianto Dardak
Millonarios merupakan tim yang memiliki basis pendukung besar, sejarah panjang, dan rivalitas klasik yang membentuk wajah sepak bola Kolombia hingga hari ini. Untuk memahami besarnya pengaruh Millonarios, kita perlu menelusuri perjalanan panjangnya sejak masa awal hingga era modern.
1. Awal Berdirinya (1937–1946)
Sebelum resmi berdiri sebagai Millonarios Fútbol Club pada 18 Juni 1946, embrio klub ini sudah muncul sejak tahun 1937 dengan nama Club Deportivo Municipal. Kala itu, tim ini dibentuk oleh sekelompok mahasiswa dan pegawai pemerintah di Bogotá.
- 1937–1946: Klub masih amatir, sering bermain di turnamen lokal.
- Warna biru dipilih sebagai identitas tim, yang kemudian menjadi ikon utama Millonarios hingga sekarang.
- Pada 1940-an, tim semakin berkembang, dan muncul inisiatif untuk memprofesionalkan organisasi.
Akhirnya, pada 1946, nama Millonarios resmi digunakan, terinspirasi oleh reputasi klub sebagai “tim kaya” dengan pemain berbakat dan organisasi yang lebih mapan dibanding klub lokal lainnya. Julukan “Los Millonarios” (para jutawan) awalnya bernuansa sinis, namun kemudian melekat menjadi identitas.
2. Era El Dorado (1949–1954)
Periode paling terkenal dalam sejarah Millonarios adalah masa El Dorado, ketika sepak bola Kolombia semiprofesional namun kaya dengan bintang dunia.
- Pada akhir 1940-an, Kolombia tidak terikat dengan FIFA karena konflik internal. Hal ini memungkinkan klub-klub Kolombia, termasuk Millonarios, mendatangkan pemain asing tanpa harus membayar biaya transfer resmi.
- Millonarios memanfaatkan situasi ini dengan merekrut pemain kelas dunia, termasuk legenda Argentina Alfredo Di Stéfano, Adolfo Pedernera, dan Néstor Rossi.
Prestasi di Era El Dorado
- Millonarios meraih empat gelar liga dalam enam tahun (1949, 1951, 1952, 1953).
- Julukan “El Ballet Azul” (Balet Biru) lahir karena gaya permainan indah, menyerang, dan penuh teknik.
- Pada 1952, Millonarios menjadi tim Kolombia pertama yang diundang menghadapi Real Madrid di Santiago Bernabéu. Mereka menang 4–2, dengan Di Stéfano mencetak gol — sebuah laga yang dikenang sebagai simbol kebesaran Millonarios.
Dampak El Dorado
Meskipun era ini penuh kontroversi, ia meninggalkan warisan besar: Millonarios menjadi klub dengan identitas internasional, dan nama mereka dikenal hingga ke Eropa.
3. Konsolidasi Nasional (1955–1970-an)

http://www.bethluthchurch.org
Setelah FIFA kembali mengatur sepak bola Kolombia, era bintang impor berakhir. Namun Millonarios tetap kuat di level domestik.
- 1959, 1961, 1962, 1963, 1964: Millonarios mendominasi liga lokal, meneguhkan diri sebagai klub tersukses Kolombia kala itu.
- Pada dekade 1960-an, Millonarios disebut “tim rakyat Bogotá” karena menjadi simbol kebanggaan ibu kota Kolombia.
- Rivalitas dengan Independiente Santa Fe, tetangga sekota Bogotá, semakin intens. Laga ini disebut El Clásico Capitalino.
Selain itu, Millonarios juga mulai membangun rivalitas dengan klub-klub dari Medellín, terutama Atlético Nacional.
4. Era Sulit dan Pasang Surut (1980–2000)
Meski tetap dianggap klub besar, Millonarios mengalami periode sulit sepanjang 1980-an hingga 2000-an.
1980-an:
- Millonarios meraih gelar liga pada 1987 dan 1988.
- Namun, era ini juga diwarnai bayang-bayang keterlibatan mafia narkoba dalam sepak bola Kolombia. Beberapa klub (seperti Atlético Nacional dengan Pablo Escobar) didukung oleh kartel, menciptakan ketegangan di dalam negeri.
1990-an:
- Millonarios kesulitan bersaing secara finansial.
- Gelar domestik mengering, meski tetap menghasilkan pemain berbakat.
- Basis suporter tetap besar, tetapi kekecewaan semakin menumpuk karena kurangnya prestasi.
2000-an:
- Krisis finansial menghantam klub.
- Pada 2010, Millonarios nyaris bangkrut sebelum restrukturisasi dilakukan.
- Meski demikian, loyalitas fans tetap luar biasa, dan klub bertahan di divisi utama.
5. Kebangkitan Modern (2011–Sekarang)

Setelah melalui masa sulit, Millonarios akhirnya bangkit di dekade 2010-an.
Poin Penting:
- 2011: Millonarios memenangkan Copa Colombia, gelar penting setelah puasa panjang.
- 2012: Gelar liga kembali diraih setelah 24 tahun. Stadion El Campín berguncang saat Millonarios menjuarai final melawan Independiente Medellín.
- 2017: Gelar liga ke-15 diraih, menegaskan kebangkitan klub.
- 2018: Millonarios memenangkan Superliga Colombiana.
- 2022: Copa Colombia kembali diraih, mengukuhkan posisi mereka di papan atas.
- 2023: Gelar liga ke-16 menambah daftar panjang trofi.
Identitas Modern
Millonarios kini dikenal sebagai klub yang:
- Stabil secara finansial.
- Fokus pada pembinaan pemain muda.
- Tetap menjadi salah satu “tiga besar” Kolombia bersama Atlético Nacional dan América de Cali.
6. Rivalitas Abadi

Millonarios memiliki beberapa rivalitas klasik:
- Santa Fe (Clásico Capitalino):
- Pertama kali dimainkan tahun 1948.
- Membagi Bogotá menjadi “merah” dan “biru”.
- Salah satu derby paling panas di Amerika Selatan.
- Atlético Nacional (Clásico Añejo):
- Pertandingan sarat gengsi antara Bogotá dan Medellín.
- Kedua tim sering bertemu di partai penentuan gelar.
- Persaingan ini dianggap mencerminkan rivalitas sosial-politik dua kota terbesar di Kolombia.
- América de Cali:
- Pertarungan antara dua klub tradisional Kolombia.
- Penuh tensi pada era 1980-an dan 1990-an.
7. Stadion El Campín
- Nama lengkap: Estadio Nemesio Camacho “El Campín”.
- Kapasitas: sekitar 36.000–40.000 penonton.
- Dibuka tahun 1938.
- Millonarios berbagi stadion ini dengan Santa Fe.
- Atmosfernya dikenal sangat intens, terutama saat laga derby Bogotá.
8. Pemain Legendaris
Beberapa nama besar yang pernah membela Millonarios:
- Alfredo Di Stéfano (Argentina): Legenda sepak bola dunia.
- Adolfo Pedernera dan Néstor Rossi (Argentina): Bagian dari El Ballet Azul.
- Willington Ortiz (Kolombia): Ikon 1970-an dan 1980-an.
- Arnoldo Iguarán (Kolombia): Top skor sepanjang masa Millonarios.
- Mario Vanemerak (Argentina): Simbol era 1980-an.
9. Suporter: Los Embajadores dan Pasión Azul
- Basis suporter Millonarios dikenal besar dan militan.
- Mereka menyebut diri sebagai “Comandos Azules” atau “Pasión Azul”.
- Identitas biru menjadi simbol kebanggaan warga Bogotá.
- Laga Millonarios selalu menghadirkan atmosfer megah, terutama saat melawan Santa Fe atau Nacional.
10. Identitas dan Filosofi
Millonarios dikenal sebagai:
- Klub ibu kota Kolombia yang merepresentasikan modernitas dan kosmopolitan.
- Tim dengan filosofi menyerang, diwarisi dari era El Dorado.
- Klub yang mengandalkan kombinasi pemain lokal berbakat dengan rekrutan internasional.
11. Rekor dan Statistik
- Gelar liga (Categoría Primera A): 16 kali (terakhir 2023).
- Copa Colombia: 3 kali.
- Superliga Colombiana: 1 kali.
- Partisipasi Copa Libertadores: Lebih dari 20 kali, dengan pencapaian terbaik semifinal (1973, 1974).
- Top skor sepanjang masa: Arnoldo Iguarán.
12. Analisis: Mengapa Millonarios Tetap Besar?
- Identitas historis: Warisan El Dorado membuat Millonarios selalu diasosiasikan dengan sepak bola indah.
- Kekuatan basis suporter: Dukungan publik Bogotá yang konsisten menjaga eksistensi klub.
- Rivalitas klasik: Pertandingan melawan Santa Fe dan Nacional selalu menjaga Millonarios di pusat perhatian.
- Restrukturisasi modern: Meski hampir bangkrut, Millonarios berhasil menata kembali finansial dan organisasi.
Millonarios Fútbol Club bukan sekadar klub sepak bola. Ia adalah simbol identitas Bogotá, representasi sejarah sepak bola Kolombia, dan saksi era keemasan El Dorado. Dari masa Di Stéfano hingga kejayaan modern, Millonarios tetap menjadi salah satu klub terbesar Amerika Latin.
Dengan 16 gelar liga, puluhan trofi domestik lainnya, dan basis suporter fanatik, Millonarios layak disebut sebagai salah satu “pilar” sepak bola Kolombia.