Pusamania adalah suporter fanatik di kalimantan timur di era jaman pkt bontang seblum berubah menjadi borneo fc.
Mari kita lebih dekat dengan kultur dan history Pusamania di era borneo fc.

Baca juga : 28 agustus, demo nasional, terbesar 2025
Baca juga : KATANYA HEMAT ANGGARAN KEUANGAN DPR ?
Baca juga : Rekam jejak ahmad sahroni dewan kontroversi
Pusamania adalah kelompok suporter yang identik dengan Borneo FC Samarinda. Akan tetapi, sejarah mereka jauh lebih panjang daripada usia klub itu sendiri. Nama Pusamania sudah lahir pada era ketika mereka mendukung PKT Bontang FC, klub Kalimantan Timur yang sempat berkiprah di level teratas Liga Indonesia. Pada masa itu, Pusamania dikenal sebagai basis suporter yang militan, loyal, dan selalu hadir di stadion.
Ketika PKT Bontang mengalami keterpurukan hingga akhirnya vakum dari kompetisi, banyak anggota Pusamania kehilangan wadah untuk menyalurkan dukungan mereka. Namun, semangat tersebut tidak padam. Tahun 2014, hadir sebuah klub baru bernama Borneo FC Samarinda, yang lahir setelah pengusaha lokal mengakuisisi Persisam Putra Samarinda. Pusamania kemudian memutuskan untuk mengalihkan dukungan penuh kepada Borneo FC. Sejak saat itulah nama Pusamania resmi melekat sebagai identitas suporter Borneo FC, dan mereka menjelma menjadi kekuatan baru di tribun sepak bola Indonesia.
Pusamania memiliki identitas yang sangat jelas. Warna oranye dipilih sebagai warna utama mereka, sama seperti seragam kebesaran Borneo FC. Di stadion, tribun Pusamania selalu terlihat mencolok karena didominasi warna oranye, dipadukan dengan atribut seperti syal, bendera, dan spanduk besar.
Nama “Pusamania” sendiri berasal dari gabungan kata “Pesut Etam” dan “mania”. “Pesut Etam” adalah julukan Borneo FC, terinspirasi dari satwa khas Sungai Mahakam, yaitu pesut (ikan lumba-lumba air tawar) yang sangat identik dengan Samarinda dan Kalimantan Timur. Sementara “mania” menggambarkan semangat fanatisme tanpa batas. Dengan demikian, Pusamania berarti orang-orang yang dengan fanatik mendukung klub kebanggaan Kalimantan Timur.

http://www.bethluthchurch.org
Seperti halnya kelompok suporter besar lainnya di Indonesia, Pusamania juga memiliki sub-komunitas atau kelompok kecil yang tersebar di berbagai daerah. Salah satu yang cukup terkenal adalah Curva Nord Pusamania, yaitu kelompok tribun yang berada di sisi utara Stadion Segiri. Mereka dikenal sebagai motor utama dalam mengatur chant, koreografi, dan yel-yel sepanjang pertandingan.
Selain itu, terdapat pula berbagai komunitas Pusamania di luar Samarinda, seperti di Balikpapan, Bontang, Tenggarong, bahkan di luar Kalimantan. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan terhadap Borneo FC tidak hanya datang dari masyarakat Samarinda, tetapi juga dari warga Kalimantan Timur secara umum.
Pusamania dikenal sebagai suporter yang penuh kreativitas. Mereka selalu menampilkan chant dan nyanyian yang membakar semangat pemain di lapangan. Chant tersebut biasanya dipimpin oleh dirigen, yang berdiri di depan tribun dengan pengeras suara, memastikan seluruh tribun mengikuti ritme.
Selain itu, koreografi juga sering dilakukan, berupa pengibaran bendera besar, pemasangan spanduk kreatif, hingga atraksi visual lain yang menambah semarak pertandingan. Kreativitas ini membuat tribun Stadion Segiri Samarinda dikenal sebagai salah satu tribun paling hidup di Liga 1 Indonesia.
Tidak hanya di kandang, Pusamania juga aktif dalam mendukung tim saat bertandang. Walaupun jarak antar kota di Kalimantan cukup jauh dan medan perjalanan tidak mudah, mereka tetap berusaha hadir. Pemandangan bus rombongan Pusamania menuju kota lain sudah menjadi hal yang biasa ketika Borneo FC menjalani laga tandang

Lebih dari sekadar kelompok pendukung, Pusamania memiliki filosofi yang kuat: mendukung klub berarti mendukung identitas daerah. Mereka melihat Borneo FC sebagai simbol kebanggaan masyarakat Samarinda dan Kalimantan Timur. Kehadiran Borneo FC di Liga 1 dianggap sebagai representasi bahwa Kalimantan bisa bersaing dengan klub-klub besar dari Jawa maupun Sumatera.
Fanatisme Pusamania tidak hanya terlihat di stadion, tetapi juga di kehidupan sehari-hari. Banyak anggotanya yang menggunakan atribut Borneo FC dan Pusamania dalam aktivitas sosial, bahkan menjadi bagian dari gaya hidup. Identitas sebagai Pusamania tidak berhenti setelah peluit panjang berbunyi, tetapi terus melekat dalam komunitas sehari-hari.
Hubungan antara Pusamania dan manajemen Borneo FC bisa dikatakan cukup dekat. Pihak klub sering melibatkan Pusamania dalam berbagai kegiatan, mulai dari launching tim hingga kegiatan sosial. Suporter dianggap sebagai bagian penting dari perjalanan klub, sehingga komunikasi antara manajemen dan Pusamania selalu dijaga.
Tak jarang, kritik juga datang dari Pusamania ketika performa tim dianggap menurun atau kebijakan manajemen tidak sesuai harapan. Namun kritik tersebut umumnya disampaikan dalam koridor konstruktif, karena tujuan utama mereka tetap sama: membawa Borneo FC menjadi klub yang disegani di Indonesia
Rivalitas dan Persahabatan
Dalam dunia sepak bola Indonesia, rivalitas antar suporter sudah menjadi hal yang lumrah. Pusamania juga memiliki rivalitas dengan suporter dari klub lain, terutama yang berasal dari Kalimantan. Meski begitu, mereka juga membangun hubungan persahabatan dengan beberapa kelompok suporter lain, demi menjaga semangat sportivitas.
Pusamania berusaha menunjukkan bahwa mereka adalah suporter yang loyal, kreatif, namun tetap menjunjung nilai persaudaraan dalam sepak bola. Hal ini tercermin dari banyaknya aksi sosial yang mereka lakukan bersama komunitas lain, baik berupa bakti sosial maupun kegiatan kemanusiaan.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4507358/original/029503300_1689758513-BRI_Liga_1_-_Borneo_FC_Vs_Barito_Putera_copy.jpg)